#RewriteBook: Alasan Mengapa Kita Terlalu Banyak Bekerja

Nurlia Tegar Apriani
2 min readNov 18, 2022

Pernah menulis to-do list harian buat pekerjaan? Pernah ga ngerasain “kenapa ya apa yang ditulis sama hasilnya selalu ga sesuai harapan?”. Kalau pernah, sama! Kita tos dulu *tos*.

Menurut Rolf Dobelli pada bukunya The Art of Thinking Clearly, hal itu terjadi karena rencana yang kita tulis kadang terlalu ambisius dan ga masuk akal. Daniel Kahneman menyebutnya sebagai planning fallacy atau sesat pikir dalam perencanaan, maksudnya adalah ketika kita terlalu tinggi dalam menilai kemampuan kita untuk mengerjakan suatu tugas. Saat kita memulai hari dengan to-do list harian yang ingin kita kerjakan, seberapa banyak dari semua list yang berhasil kita kerjakan? Semuanya? Setiap hari? Kebanyakan orang mencapai kondisi langka itu sebulan sekali, bahkan jarang.

Biasanya planning fallacy ini dirasakan pada sekelompok orang yang bekerja sama dalam bidang bisnis, sains dan politik. Mereka menilai terlalu tinggi durasi dan manfaat dari hal yang mereka kerjakan, tapi secara sistematik meremehkan dari sisi biaya dan resikonya.

Pertanyaan yang muncul sekarang, kenapa kita tidak punya bakat atau susah untuk melakukan perencanaan?

Ada 2 alasan. Pertama, kita terlalu berharap. Kita ingin selalu bisa menyelesaikan semua yang kita kerjakan. Kedua, kita terlalu fokus sama hal atau tujuan dari project dan mengabaikan faktor eksternal. Situasi tidak terduga kadang suka bikin berantakan to-do list harian kita. Macet di jalan, diajak ngobrol sama teman, atau meeting mendadak.

“Kalau gitu tulis aja sampai hal-hal detail/kecil di to-do list harian kita, jadi bisa terkontrol semuanya”, HAHA NO! Itu bukan solusinya, yang ada, malah meningkatkan planning fallacy nya dan mempersempit fokus kita buat ngerjain pekerjaan.

Solusinya gimana, dong?

Alihkan fokus kita dari faktor internal (project yang kita kerjakan) ke faktor eksternal (project lain yang serupa). Coba amati basic value dan cari informasi sebelum-sebelumnya dari project lain itu. Misalnya jika project lain perlu dikerjakan selama 3 bulan, kemungkinan project yang kita kerjakan juga menghabiskan waktu pengerjaan 3 bulan, tanpa peduli seberapa hati-hatinya kita dalam menyusun rencana.

Hai! Panggil aku Aprinne! Series #RewriteBook berisi rangkuman 1 chapter dari buku yang aku baca, dan akan menulisnya ulang sesuai pemahamanku. Enjoy!

--

--